[ARTIKEL] Kegiatan Literasi di Indonesia
2502040940
Menurut Harvey J. Graff, literasi adalah kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis. Melalui kegiatan literasi seseorang dapat mengasah kemampuan membaca, menulis dan keterampilan berkomunikasinya dengan baik. Berdasarkan penelitian UNESCO pada tahun 2016, Indonesia berada di peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal kebiasaan membaca. Di tahun 2020, berdasarkan Kajian Indeks Kegemaran Membaca, kegemaran membaca masyarakat Indonesia memiliki poin 55,74 yang berada pada tingkat sedang. Padahal, membaca merupakan salah satu hal sederhana yang membuka mata kita kepada dunia, seperti dikatakan bahwa ‘Buku adalah jendela dunia’. Dengan sebuah buku saja, kita dapat melihat luasnya dunia, banyaknya informasi dan pengetahuan, serta meningkatkan keterampilan kita.
Di tahun 2020, berdasarkan Kajian Indeks Kegemaran Membaca, kegemaran membaca masyarakat Indonesia memiliki poin 55,74, yaitu berada pada tingkat sedang. Padahal, membaca merupakan salah satu hal sederhana yang membuka mata kita kepada dunia, seperti dikatakan bahwa ‘Buku adalah jendela dunia’. Dengan sebuah buku saja, kita dapat melihat luasnya dunia, banyaknya informasi dan pengetahuan, serta meningkatkan keterampilan kita. Ada beberapa faktor penghambat peningkatan literasi di Indonesia. Pertama, kurangnya dukungan dan didikan dari keluarga maupun lingkungan sekitar mengenai pentingnya membaca. Budaya membaca menjadi salah satu hal penting, peran orang terdekat pun tidak kalah penting dalam upaya peningkatan kegiatan literasi di Indonesia. Jika terlibat dalam lingkungan yang selalu ingin tahu, gemar membaca, pasti akan memengaruhi beberapa orang terdekat lainnya sehingga semakin banyak orang yang mulai membuka buku untuk membaca. Kedua, akses dan minimnya ketersediaan buku. Di sejumlah daerah yang ada di Indonesia, masyarakat terutama pelajar masih kesulitan mendapatkan referensi untuk belajar.
Oleh karena itu, setiap sekolah dapat menggalakan gerakan literasi di setiap minggunya. Minimal membaca satu artikel ataupun berita yang mampu menambah wawasan bagi siswa. Selain itu, sekolah maupun pemerintah dapat memulai memanfaatkan peran teknologi dalam peningkatan kegiatan literasi. Sekolah dapat memberikan akses seperti perpustakaan online dan juga sebuah website atau aplikasi yang menyimpan berbagai modul pelajaran yang juga berkaitan dengan kurikulum yang ada. Guru-guru dapat menyampaikan pelajaran dan memotivasi para siswa untuk membaca lewat media pembelajaran yang tidak monoton. Seringkali para siswa menjadi malas membaca ketika bertemu dengan bacaan yang hitam putih dan terkesan monoton. Kekreativitasan dapat mengubah bacaan yang membosankan menjadi suatu yang digemari para siswa.