[ARTIKEL] Makna dari Sebuah Lagu melalui Lirik dan Melodi
2502040423
Lagu dan liriknya adalah sesuatu hal yang sering didengar oleh manusia. Apa yang membuat sebuah lagu menjadi menarik? Bagaimana kita memilih lagu yang akan kita dengarkan saat ini? Mungkin beberapa orang mempunyai preferensi dan pola pilihnya masing-masing. Mulai dari artis favorit, genre yang nyaman didengarkan, atau lagu yang dipilih karena perasaan senasib dengan si penyanyi. Lirik dan melodi yang memilki maksud dan tujuan tertentu dapat dikatakan simbol. Faktanya, emosi yang sedang kita rasakan tentu berpengaruh ke kehidupan kita. Begitu pula saat kita mendengarkan lagu. Misalnya, saat kita senang kita cenderung memilih lagu yang ceria. Sedangkan ketika sedih, kita cenderung memilih lagu yang terkesan “galau”. Sebenarnya, bagaimana hal itu bisa terjadi? Apa yang membuat si pendengar merasa lagu itu cocok dengan suasana hati mereka?
Hal ini terjadi karena setiap lagu memiliki efek magic yang terkandung baik tersurat maupun tersirat. Tersurat diperlihatkan melalui lirik dan melodi yang mendeskripsikan cerita dari lagu tersebut. Sebagai contoh lagu penghantar tidur jarang kita temui ber-genre rock dan selalu menggunakan lirik yang menenangkan. Sementara efek magic yang tersurat biasanya hanya dapat dipahami ketika kita mendengarkan lagu dengan saksama. Misalnya dalam lagu “Tarian Penghancur Raya” oleh band ffeast, mereka menggunakan lirik yang dipenuhi kata kiasan dan bisa multitafsir seperti “Kearifan lokal yang dibungkam, tuli pada yang belajar alam, mati sesak nafas tengah malam.” Yang artinya mengingatkan kembali bahwa tidak hanya lingkungan saja yang terancam eksistensinya, tetapi juga budaya lokal, seperti tari-tarian yang menjadi ciri khas nusantara. Sebagai seorang penyanyi, penting untuk bisa menyampaikan perasaan dari lagu-lagu yang mereka nyanyikan. Alunan musik dan lagu bisa membawa seseorang ke dalam dimensi yang lain. Mengapa demikian ya?
Sejumlah studi memaparkan, alunan musik memiliki daya magic yang dapat mengaktifkan jaringan syaraf di otak. Jaringan saraf itu berhubungan dengan motorik, kreativitas dan emosi. Menurut Davis, seorang peneliti UCLA, wilayah otak tempat ingatan masa lalu juga berfungsi sebagai hub yang menghubungkan musik, kenangan, dan emosi yang sudah dikenal. Lagu yang tidak dipahami dengan baik kemungkinan besar tidak akan muncul sebagai earworm. Earworm atau daya pikat terhadap musik bisa terbentuk dari lagu yang baru-baru saja muncul atau dikenal. Dalam tulisannya di The Conversation, Frank T. McAndrew menjelaskan, seiring bertambahnya usia, selera musik mulai terbentuk sejak usia 13 atau 14 tahun. Pada saat berada di usia 20-an, selera musik terkunci sangat kuat. Disisi lain, kata Frank, lagu-lagu populer yang dirilis ketika masih remaja cenderung tetap populer di kalangan kelompok sebaya. Kemampuan otak akan memburuk seiring perkembangan usia, hal itu kata Frank, membuat kemampuan otak untuk mengenali perbedaan halus antara akor, ritme, dan melodi yang berbeda juga memburuk. “Jadi bagi orang yang lebih tua, lagu yang lebih baru dan kurang dikenal mungkin ‘terdengar sama.’ Sebagai gantinya, banyak orang di usia itu hanya akan mendengarkan lagu favorit lama yang menjadi bagian hidup mereka ketika mereka memiliki lebih banyak waktu luang,” ujar Frank.
Pada akhirnya, mendengarkan lagu merupakan aktivitas yang memiliki kadar kepentingan berbeda-beda bagi kehidupan tiap orang. Ada yang hanya mendengarkan lagu untuk melepaskan penat, ada juga yang merasa hidupnya terselamatkan oleh lagu yang didengarkan. Ketika kita masih remaja, sebagian besar orang menghabiskan cukup waktu untuk mendengarkan musik. Lagu dan artis favorit itu menjadi bagian dari perjalanan hidup. Sementara, saat usia menginjak 30 ke atas, banyak orang yang berhenti memperbarui pengetahuan musik akibat sibuk bekerja atau hal lain. Lagu memiliki makna yang berbeda-beda seperti manusia yang dinamis. Makna sebuah lagu juga mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Tidak ada yang berhak mengatur kecintaan dan cara kita dalam bermusik, semua itu bebas asal tidak merugikan orang lain. Semoga kita bisa memilih lagu sesuai dengan kriteria dan kebutuhan kita, dan dunia permusikan Indonesia semakin berjalan ke arah yang lebih baik.