[ARTIKEL] Sumbangkan Buku, Bentuk Peduli Generasi Millenial

2502040335 

Buku adalah jendela dunia. Ya, acap kali kita mendengar kalimat seperti itu. Bukan sebagai kata kiasan saja, buku memang membuka wawasan individu melalui informasi yang dibacanya. Semakin banyak orang membaca buku, semakin bertambah pula ilmu yang dimilikinya. Tentu dari kecil kita tak lepas dari buku. Baik buku-buku pelajaran, buku komik, majalah, koran, novel dan banyak lagi. Apalagi bagi mereka yang gemar membaca buku, tentu memiliki koleksi buku yang lumayan banyak. Namun buku-buku tersebut, setelah dibaca, kebanyakan hanya disimpan hingga berdebu. Bahkan ada yang menjual buku-buku tersebut ke tukang loak karena dirasa sudah tidak berguna lagi. Padahal buku yang dibeli terkadang tidak murah. Dengan alasan kekurangan tempat, buku-buku tadi sampailah ke tangan tukang loak untuk dihancurkan dan diolah kembali. Sungguh sangat disayangkan buku-buku yang kita beli harus berakhir di tempat penghancuran. Padahal, buku-buku yang mungkin bagi pemiliknya sudah tidak berharga, bisa sangat berharga bagi orang lain.  

Lantas, hal apa yang bisa kita lakukan agar buku-buku yang kita punya tidak berakhir di tempat penghancuran? Salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah menyumbangkan buku-buku yang kita punya kepada yang membutuhkan. Bayangkan saja bila kita menyimpan buku-buku pelajaran dari SD-SMA, berapa banyak buku yang bisa kita sumbangkan. Belum lagi buku-buku bacaan yang lain seperti novel, komik, majalah, dan lain-lain. Daripada buku-buku itu berdebu dirumah karena sudah tidak lagi dibaca, menyumbangkan buku dapat membantu teman-teman kita yang membutuhkan 

Namun, menyumbangkan buku juga harus bijak dan tepat sasaran. Buku-buku yang hendak disumbangkan harus dalam keadaan yang baik dan layak dibaca. Hindari memberi buku-buku berisi SARA dan pornografi, serta memuat hal-hal yang dapat menimbulkan persepsi-persepsi yang menyimpang di kalangan masyarakat. Contoh buku-buku yang dapat disumbangkan adalah buku pelajaran, novel anak dan umum (bukan novel yang mengandung konten dewasa), majalah (seperti Bobo, Anita, Majalah Gadis, Gaul), buku ensiklopedia dan biografi orang-orang besar dan buku-buku lain yang dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan dan bermanfaat secara akademis dan moral. 

Kemudian buku-buku yang disumbangkan harus tepat sasaran. Sebagai pemilik buku, kita juga harus tahu kemana buku-buku kita disumbangkan. Ada banyak tempat-tempat yang bisa kita sumbangkan, misalnya Rumah Baca Akar Indonesia, Rumah Baca Sopo Haminjon di Danau Toba dan masih banyak rumah-rumah baca lainnya.  

Mari kita menyisihkan sedikit waktu dan tenaga untuk mengumpulkan buku-buku yang kita punya untuk diberikan kepada teman-teman kita yang membutuhkan. Dari buku kita bisa melihat dunia maka seharusnya mereka juga bisa. Jadikan buku-buku yang kita punya sarana untuk mereka menambah ilmu pengetahuan yang kelak diharapkan dapat membantu mereka meraih masa depan yang lebih baik.